Explore
Also Available in:

Siapa yang Menciptakan Tuhan

oleh Gordon Howard
diterjemahkan oleh Dewi Melati Lumbantoruan

cartoon of Tom and Matt (and dogs) playing handball

“Kamu keluar!” teriak Tom.

“Itu tidak adil. Aku menabrak tiang”, kelah Matt.

“Iya. Itu membuatku tertawa setiap kali kamu melakukannya,” jawab Tom dengan senyum lebar. “Tetapi kamu tetap tidak menangkap bolanya, jadi kamu keluar. Itu peraturannya.”

Baiklah, itu peraturannya, tetapi saya benci tiang itu. Saya berharap itu tidak di sana.” Ruang di bawah kelas di sekolah adalah tempat favorit mereka bermain bola tangan, tapi ada tiang yang menghalangi.

cartoon of squirrels

“Baiklah, kamu tidak bisa melakukan apa-apa terhadap tiang itu,” jelas Tom. “Itu sudah ada di sana dari mulanya”.

“Tidak ada sesuatu yang sudah ada di sini dari mulanya,” kata Matt dengan percaya diri. “Seseorang pasti telah membuatnya suatu waktu. Seseorang telah merancang ruang kelas. Seseorang telah membangunnya.”

“Ya, Anak-Pintar,” kata Tom. “Kalau begitu, siapa yang menciptakan para pembangunnya?”

Di sini, Matt sangat percaya diri. “Tuhan menciptakan para pembangunnya,” dia menjabarkan.

“Baiklah, siapa yang menciptakan Tuhan, Tuan Maha-Tahu?” tanya Tom dengan tajam.

Rupanya pertanyaan ini terlalu sulit untuk Matt, maka dia menyarankan agar mereka pergi dan berbicara kepada Bapak Wiseman, guru mereka. Dia adalah seorang guru yang baik, selalu bersemangat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kelasnya, maka mereka pergi menaiki tangga-tangga sekolah yang reot dan tua, untuk menemuinya.

cartoon of Tom and Matt asking teacher Mr Wiseman about God

“Wah, sebuah pertanyaan yang luar biasa!” seru Bapak Wiseman ketika mendengar mereka menanyakan itu kepadanya. “Apa yang membuat kalian menanyakan itu?”

“Baiklah, kami tahu bahwa kelas kami dibuat oleh seseorang,” Matt memulai, “dan Tuhan menciptakan seseorang tersebut. Tuhan juga menciptakan bahan-bahan yang membangun sekolah, karena itu semua adalah bagian dari alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan. Tetapi siapa yang menciptakan Tuhan?”

“Baiklah, jawabannya mudah, sungguh,” kata Pak Wiseman dengan binar di matanya.

“Sebenarnya, tidak ada yang menciptakan Tuhan.” Para anak laki-laki itu tampak terkejut, dan bahkan semakin terkejut ketika Pak Wiseman menambahkan: “Dia tidak butuh siapapun menciptakanNya.”

“Bagaimana bisa?” mereka bertanya bersamaan.

“ Beberapa alasan,” katanya. “Barangkali yang paling mudah untuk dimengerti adalah menyadari bahwa dunia yang kita tinggali terbuat dari bahan-bahan habis pakai. Orang-orang selalu menyadari betapa anak tangga untuk naik ke kelas ini semakin reot. Seluruh dunia kita adalah habis pakai seperti itu juga. Alkitab mengatakannya, dan sains setuju. Isi dunia semakin habis ketika semakin lama dipakai, seperti pada sebuah baterai. Baterai pasti diisi penuh pada mulanya, tetapi suatu hari akan habis dan tiba pada sebuah akhir. Jika dunia memiliki akhir, pastinya juga memiliki awal, maka seseorang pasti telah membuatnya. Tetapi … ” Bapak Wiseman berhenti dan melihat para anak laki-laki itu dengan seksama, untuk melihat apakah mereka mengikuti pemikirannya, “ … seseorang harus menciptakan sesuatu hanya jika itu memiliki sebuah awal. Jika sesuatu tidak memiliki awal, tidak dibutuhkan pencipta, bukan?”

Para anak laki-laki itu berpikir keras. Bapak Wiseman melanjutkan: “Alkitab mengatakan bahwa Tuhan tidak memiliki suatu awal atau suatu akhir, maka tidak perlu ada seorangpun yang menciptakanNya. Bukan hanya itu, tetapi tidak ada pula seseorang pun di sana untuk menciptakanNya.

“Tetapi bagaimana bisa Dia tidak habis pakai?” tanya Matt, setelah dia berpikir tentang ini untuk beberapa saat. Dia telah menyadari bahwa jika Tuhan habis pakai, seperti kita, Dia akan memiliki sebuah akhir, sama seperti dunia.

“Pertanyaan yang bagus, Matthew,” kata Pak Wiseman. “Saya tahu mungkin sulit untuk dimengerti, tetapi Tuhan tidak seperti alam semesta yang Dia ciptakan untuk hidup kita. Dia menciptakan alam semesta dari bahan-bahan yang kita sebut ‘materi’, tetapi Dia sangat berbeda dari materi. Dia adalah ‘roh’, dan roh tidak habis pakai. Tuhan tidak akan pernah habis pakai atau bertambah tua. Dia hidup selamanya.”

Otak Tom bekerja keras. “Bagaimana mungkin kita tidak dapat melihat Dia?” tanyanya. “Bagaimana mungkin Dia itu nyata jika kita tidak dapat melihatNya?

“Pikirkan tentang peraturan yang kamu miliki untuk permainan bola tanganmu. Apakah peraturan-peraturan tersebut nyata?” Bapak Wiseman bertanya.

“Tentu saja,” kata para anak laki-laki itu.

“Tapi kita tidak dapat melihatnya,” tambah Matt dengan serius.

“Nah, Tuhan seperti itu,” kata Bapak Wiseman. “Alkitab mengatakan bahwa, pada mulanya, Tuhan menciptakan seluruh dunia dari bahan-bahan yang tidak dapat kita lihat.”

“Baiklah,” Tom menerimanya, “tapi saya masih tidak mengerti bagaimana tidak ada awal mula, bahkan untuk roh-roh.”

“Barangkali kita perlu berpikir tentang waktu,” Pak Wiseman menyarankan. “Kamu tahu, kita dapat mengukur waktu melalui benda-benda yang bergerak, seperti bumi mengelilingi matahari, atau bulan mengelilingi bumi, atau getaran sebuah kristal. Itu berarti bahwa ketika Tuhan menciptakan alam semesta, Dia juga menciptakan waktu bersamaan secara otomatis, tetapi Dia berada di luar semua itu, karena Dia menciptakannya.”

“Wah, itu sulit,” kata Tom. “Jadi, jika tidak ada waktu, tidak ada permulaan. Maka, tidak ada juga penciptaan, Tuhan tidak perlu diciptakan. Tidak seorang pun menciptakan Tuhan.”

“Benar.” Mata Pak Wiseman bercahaya begitu dia melihat bahwa para anak laki-laki itu sudah mengerti.

cartoon of Tom, Matt, Mr Wiseman, and God